Jumat, 05 Maret 2021

Serial Jinnipedia Islami (24)


 

Solusi Islami dari Perdukunan Syetan 

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI , 081225211779)

Di serial sebelumnya sudah kita bahas tentang praktik perdukunan yang telah diharamkan dalam Islam, bahkan Rasulllah saw. telah tegas melarang umatnya untuk mendatangi praktik perdukunan atau menggunakan jasa mereka dalam mengatasi problematika kehidupan. Dan siapa yang tambeng (tetap datang ke Dukun) dan mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, ini hadits riwayat Imam Muslim. Dan siapa yang mempercayai ucapan dukun dan mengikutinya maka ia telah kufur pada risalah yang dibawa Muhammad saw. Dan siapa yang berpraktik sebagai dukun, maka ia di akhirat nanti tidak diakui sebagai umat Nabi. Sungguh fatal efeknya.

Padahal sampai saat ini masih banyak kaum muslimin negeri ini yang memanfaatkan jasa perdukun, sehingga praktik perdukunan di negeri yang populasi meslimnya terbesar di dunia ini sangat marak dan masif. Bahkan mereka tidak malu-malu untuk menawarkan jasa ke publik, entah itu secara langsung atau via media massa. Ada yang ingin meramal nasib, berobat dari penyakit, minta agar bisnisnya laris manis, berharap agar jabatannya naik, mencari barang yang raib atau digondol maling, sampai dalam urusan perjodohan dan mendapatkan keturunan. Banyak dukun yang menjadi rujukan mereka dan diyakini bisa mengabulkan hajat mereka.


Kalau Tidak Ke Dukun, Ke Mana Dong?

Itu pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat saat mereka dilarang untuk memanfaatkan jasa perdukunan. Terkadang mereka datang ke dukun karena merasa terpaksa, saat dunia medis dirasa tidak bisa memenuhi harapan mereka. Terkatang mereka ke dukun karena tidak tahuan, karena pintarnya dukun itu berkamuflase sehingga mereka terpedaya dengan tampilan. Tapi banyak juga yang memang masih percaya pada kehebatan dan kesaktian dukun yang diiklankan, bahkan bagi mereka  datang ke dukun telah menjadi gaya hidup dan kebutuhan. Bagi para pecandu praktik perdukunan dan ingin bertaubat kepada Allah, simak kisah inspiratif dan solutif ini.

Zainab (Istri Abdullah bin Mas’ud ra.) berkata: Biasanya Abdullah bin Mas’ud kalau pulang ke rumah, ia tidak langsung masuk. Saat di depan pintu ia berdehem dahulu (sebelum salam) untuk membertahukan akan kedatangannya, ia khawatir kalau langsung masuk lalu ada sesuatu terlihat yang tidak ia sukai. Ia pernah pulang dan berdehem, saat itu ada seorang wanita tua yang sedang mengobatiku. Akupun menyuruh wanita itu bersembunyi di bawah ranjang. Ia pun masuk dan duduk di sampingku, ia melihat seutas benang di leherku. Ia bertanya: Benang apa ini? 

Aku menjawab: Benang yang telah dijampi-jampi untukku. Ia pun mengambil dan memutuskannya. Lalu ia berkata: Sungguh, keluarga Abdullah bin Mas’ud tidak butuh kesyirikan. Karena aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat dan guna-guna adalah syirik.” Aku pun berkata: Kenapa kamu ngomong seperti itu? Padahal tadinya mataku berair (sakit), dan aku datang ke si Fulan yang beragama Yahudi, ia mengobatiku, dan setelah ia mengobakelastiku, aku merasa tenang dan sakit reda. 

Abdullah berkata: Itu adalah ulah Syetan, ia menganggumu dengan tangannya, jika kamu diobati si Yahudi, syetan itu tidak mengganggumu. Sungguh, cukup bagimu untuk melakukan seperti yang diajarkan Rasulullah saw. Berdo’alah: Wahai Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah karena Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit (total).” (HR. Ahmad, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).


Ruqyah Syar’iyah Solusi dari Perdukunan

Perhatikanlah alur kisah inspiratif di atas, kita akan mendapatkan pelajaran yang mahal dan berkelas. Solusi yang diberikan oleh seorang Nabi pilihan Allah, solusi tepat tidak bikin kita tersesat, solusi alternatif yang sang efktif tanpa melakukan hal yang syirik. Solisi reliji yang bisa mendekatkan kita ke Ilahi, Allah yang Maha Suci. Tinggalkan praktik perdukunan dan hijraj ke praktik Ruqyah Syar’iyah, seperti yang telah diajarkan Rasulullah kepada para shahabatnya, dan jadi warisan berharga bagi umatnya.

Aisyah ra. berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menjenguk orang yang sakit atau didatangi orang yang sakit, beliau membaca untuknya: "Hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia! Sembuhkanlah, dan Engkau (Dzat) yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit." (HR. Bukhari, hadits no. 5675). Di Hadits yang lain: Saib bin Yazid ra. berkata: Aku pernah sakit di zaman Rasulullah saw., lalu aku dibawa ke Rasulullah saw. aku melihat beliau meruqyahku dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an, lalu beliau meniupku dengannya.” (HR. Thabrani, dan hadits ini dishahihkan oleh Imam al-Haitsami)

Aisyah ra. bercerita: Nabi saw. pernah masuk suatu rumah, lalu beliau mendengar suara tangis bayi. Beliau bersabda: Kenapa bayi kalian menangis seperti itu, apakah kalian tidak mintakan ruqyah untuknya, karena ia kena ‘Ain.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syekh al-Albani). Di riwayat lain: Jabir bin Abdullah ra. bercerita: Rasulullah telah membolehkan Keluarga Hazm untuk praktik ruqyah akibat sengatan Ular. Lalu bersabda ke Asma’ binti ‘Umais: “Kenapa aku lihat tubuh keturunan saudaraku kurus, apakah mereka kurang makan? Asma’ menjawab: Tidak, tapi ‘Ain-lah yang telah menimpa mereka. Beliau bersabda: Ruqyah-lah mereka.” (HR. Muslim). Wallohul musta’an

Kamis, 25 Februari 2021

serial Jinnipedia Islami (23)


 

Intruksi Nabi: “Jangan Datangi Dukun”

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI , 081225211779)

Insya Allah ini bagian akhir dari tema Dukun Utusan Iblis di Serial Jinnipedia Islami, terkait dengan pembahasan Ciri Praktik Perdukunan. Sudah 13 poin cara identifikasi praktik perdukunan yang telah kita bahas. Dan di seri ini akan kita bahas lanjutannya, semoga masyarakat kita tidak terkecoh lagi dengan praktik perdukunan di tengah masyarakat dengan berbagai cashing tampilan yang membingungkan, bahkan banyak masyarakat awam yang terjebak karenanya. Tidak hanya harta masyarakat yang telah banyak dikuras, tapi banyak juga yang dilecehkan kehormatan dan mahkotanya, dan efek yang lebih fatal lagi adalah ternodanya akidah kaum muslimin karena mengikuti ritual syirik si Dukun. Inilah lanjutannya.

Keempatbelas; Memindahkan penyakit ke makhluk lain. Pernahkah Anda mendengar ada praktik pengobatan yang modusnya memindahkan penyakit pasien ke hewan, entah itu ayam, kambing, sapi, kerbau atau hewan piaraan lainnya. Banyak masyarakat awam yang justru tertarik dengan pengobatan seperti itu, ada sensasi tersendiri yang membuat mereka makin percaya dengan kehebatan dan kesaktian si Dukun. “Penyakit kita akan dipindahkan ke hewan?” Wooouw... kata mereka berdecak kagum. Mereka tidak menyadari bahwa modus itu sarat dengan kezhaliman yang telah diharamkan Allah. 

Apakah tidak boleh memindahkan penyakit ke hewan? Simak hadits berikut sebagai jawabannya. Dari Ibnu Abbas ra.: Bahwasannya Nabi saw. bersabda, “Janganlah kalian menjadikan suatu yang hidup (bernyawa) sebagai sasaran (tembak).” (HR. Muslim). Di riwayat lain: Said bin Jubeir ra. berkata: Ibnu Umar pernah mejumpai sejumlah remaja dari Quraisy mengikat burung lalu memanahnya. Mereka membayar pemilik burung kalau anak panahnya meleset. Ketika mereka melihat Ibnu Umar, mereka bubar. Lalu Ibnu Umar berkata: Siapa yang melakukan hal ini? Allah akan melaknat pelakunya. Sesungguhnya Rasulullah saw. melaknat siapa yang menjadikan suatu yang bernyawa sebagai sasaran.” (HR. Muslim). Apa dosa dan kesalahan Ayam, Kambing, Sapi? Sehingga jadi obyek pemindahan penyakit manusia, bukankah itu kezhaliman yang nyata? 

Kelimabelas; Mengobati dengan cara Mediasi. Sudah sering kita dengar modus pengobatan dukun dengan menggunakan mediator. Misalnya si A berobat ke dukun, lalu si dukun menjadikan si B sebagai mediator dalam proses pengobatannya. Si B dibikin kesurupan (atau dimasukkan Jin ke dirinya), lalu ditanggap untuk mengorek keterangan tentang jenis penyakit si A. Atau bertanya siapakah yang telah mengirim gangguan ke si A. Atau minta petunjuk ke Jin melalui mediator seputar obat apa yang cocok bagi si A. Si B dijadikan mediator dukun untuk komunikasi dengan jin piaraannya. Apakah memasukkan Jin ke mediator itu dibolehkan?

Jin yang masuk ke tubuh manusia (membuat orang kesurupan) dikatakan sebagai Jin Zhalim, karena telah mengganggu ketenangan dan kesehatan manusia. Makanya, Rasulullah pernah membentak Jin yang merasuk ke tubuh seorang shahabatnya dengan ucapan: Ukhruj ‘aduwwalloh..! (Keluarlah hai musuh Allah). Lalu bagaimana kalau Jin itu malah dimasukkan oleh seseorang ke tubuh manusia yang dijadikan sebagai mediator? Bukankah sama zhalimnya? Dan sungguh ironis dan aneh serta menyimpang dari yang dicontohkan Nabi, kalau ada orang yang mengaku sebagai Peruqyah Syar’iyah menggunakan modus yang serupa dengan modus dukun, yaitu menggunakan mediator saat melakukan terapi ruqyah pada pasiennya. 

Itulah 15 cara untuk menidentifikasi praktik perdukunan yang marak di masyarakat. Jika kita mendatangi praktik pengobatan yang terdapat 15 poin tersebut atau hanya sebagian poin yang ada, maka kita harus menjauhi dan meninggalkan praktik tersebut. Kita khawatir, jangan-jangan ia adalah dukun yang belabel ustadz atau kyai. Atau ustadz yang berpraktik perdukunan yang telah diharamkan dalam syari’at Islam. Sebelum kita jadi korban mereka, dikuras harta benda kita, atau dilecehkan kehormatan dan direnggut mahkota kita, atau dirusak dan disesatkan akidah kita, maka kita harus super waspada. Jangan terpedaya dengan tampilan atau performa yang ada. Takutlah pada Allah, dan ikutilah petunjuk Rasul-Nya.


Ada Poin Tambahan Yang Perlu Diperhatikan 

Ustadz Arifin Ilham rahimahullah pernah mengingatkan kaum muslimin agar tidak terjebak pada praktik Dukun yang berbaju ulama’ atau ustadz. Di antara ciri Dukun yang berkedok Ustadz adalah; tidak menggunakan nama aslinya tapi menggunakan nama lain yang memberikan kesan kesaktian dan kedigjayaan. Hobi memamerkan kesaktian dan kehebatannya di media yang mereka beli dan mereka booking slod acaranya. Ilmu syari’at Islamnya tidak mumpuni alias karbitan. Memanfaatkan para tokoh atau publik figur untuk melegalitaskan praktinya agar masyarakat awam tertarik dan percaya kepadanya. Menakut-nakuti pasien yang datang kepadanya dengan benda atau hakl mistik agar pasiennya bertekuk lutut. Saat dibekam keluar cacing, ijuk, pecahan kaca dan yang sejenisnya, bikin pasien takut dan pasrah. (Lihat di www.arrahmah.com)


Perhatikan Intruksi Nabi Berikut Ini

Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami ra. berkata: Aku pernah berkata, “Wahai Rasulullah saw., ada beberapa hal yang sering kami lakukan waktu di masih Jahiliyah, kami sudah biasa mendatangi Dukun-Dukun. Beliau bersabda, “Janganlah kalian datang ke para Dukun.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain: Aisyah ra. berkata: Ada sekelompok orang bertanya ke Rasulullah saw. tentang praktik para Dukun. Beliau bersabda: Mereka (para dukun) itu tidak ada apa-apanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ada yang masih berani datang ke Dukun dan memanfaatkan jasa mereka? Ada yang masih percaya dengan praktik perdukunan? Ada yang masih suka berhubungan dan mengakses jasa Dukun? Kalau jawabannya masih, maka bersiap-siaplah untuk menjadi korban penipuan dan penyesatan mereka. Dan siapkan diri Anda untuk tidak diakui sebagai umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di Akhirat kelak. Karena siapa yang mempercayai dan membenarkan praktik perdukunan, berarti ia telah kufur pada al-Qur’an dan al-Hadits. Wal ‘iyadzu billah.

Selasa, 23 Februari 2021

serial Jinnipedia Islami(22)



 Ciri-Ciri Praktik Perdukunan (part.22)

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Di serial Jinnipedia Islami ke-21 sudah kita bahas tujuh pin penting bagi kita untuk menidentifikasi praktik perdukunan yang berkembang di masyarakat. Meskipun ada di anatara mereka yang terus terang sebagai dukun dan bangga dengannya, tapi banyak yang menyamarkan diri dan bermetamorfosis. Sehingga masyarakat awam mengalami kesulitan untuk membedakan mana yang dukun dan mana yang bukan. Padahal para ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah mengajarkan kepada kita ilmu terkait dengan cara identifikasi praktik perdukunan. Seperti yang disampaikan oleh Syekh Wahid Abdus Salam Bali dalam kitabnya. Dan ini lanjutan dari ilmu tersebut.

Kedelapan; Menyuruh pasien mengisolir diri di tempat tertentu. Kadang di kuburan, di kamar yang gelap, di tempat yang dianggap angker, atau di tempat yang dikenal keramat. Saat isolasi itu itu, pasien dukun disuruh melakukan ritual tertentu seperti merapal atau mewirid mantra pemberian dukun, berpuasa beberapa hari dengan cara-cara tertentu yang tidak lazim dan tidak sesuai tuntunan syariat, sehingga pasien makin percaya pada otoritas kesaktian dukun. Mereka menjadikan dukun sebagai pembimbing spiritual dan pemandu ritual.

Kesembilan; Melarang pasiennya menyentuh air dalam kurun waktu tertentu. Biasanya kalau Jin piaraan dukun itu kafir, maka pasiennya disuruh untuk melakukan ragam kemaksiatan. Tidak boleh menyentuh air dalam masa tertentu, termasuk tidak boleh wudhu dan mandi besar. Sehingga si pasien pun tidak shalat, atau tetap disuruh shalat tapi tanpa wudhu. Dan itulah pelecehan ajaran syariat yang disukai syetan laknat. Terkadang Dukun jelas bertindak seperti Rasul, yang bisa mengharamkan dan menghalalkan sesuatu, atau merasa punya syari’at sendiri.

Kesepuluh; Memakai jimat atau menggunakan benda pusaka atau dikeramatkan dan menjadikannya sebagai media pengobatan. Banyak jenis jimat yang sering digunakan dukun, ada yang berupa cincin, gelang, kalung, kulit binatang, tulang hewan, baju, rompi, keris, batu, dan yang lainnya. Bahkan banyak pasiennya yang meyakini bahwa jimat-jimat itulah sumber kekuatan magic Dukun, alias ada penunggunya yaitu jin-jin piaraan atau khadamnya. Terkadang mereka jual jimat itu ke pasiennya untuk dijadikan sebagai pelindung ghaib.

Kesebelas; Menerawang kondisi atau masa lalu pasien (Nyongklok). Biasanya aksi ini dilakukan oleh Dukun untuk meyakinkan mereka yang datang minta bantuannya. Seakan Dukun itu sakti mandraguna, bisa mengetahui masalah pasien meskipun si pasien belum cerita. Bisa paham maksud kedatangan pasien tanpa diagnosa seperti yang dilakukan para dokter. Bisa menerawang masa depan pasien atau meramal nasib yang akan dialami oleh customnya. Biasanya aksi seperti ini bikin pasien klepek-klepek tidak berdaya, dan percaya seratus persen pada si Dukun.

Keduabelas; Melakukan proses pengobatan jarak-jauh. Sepertinya sudah lazim di dunia perdukunan, melancarkan aksinya dari jarak jauh. Obyek sasaran tidak harus ditemui, pengobatan bisa via foto atau benda-benda second yang pernah dipakai calon korban.  

Ketigabelas; Berkholwat dengan pasien lain jenis (non mahrom). Maksud berkholwat di sini adalah si Dukun saat mengobati pasien lain jenis yang bukan mahromnya di ruangan tertutup, hanya berduaan. Pasien tidak boleh ditemani keluarga, saudara atau temannya. Akhirnya syetan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua. Lalu terjadi pelecehan seksual, pemerkosaan atau pencabulan. Siapapun yang melakukan hal itu dalam praktik pengobatannya, kita harus jauhi dan tinggalkan karena ada pelanggaran Syari’at di dalam praktiknya.

Ini poin penting yang harus kita pahami bersama. Karena banyak terjadi kasus pencabulan yang diawali dengan berkholwatnya Penterapis atau Pengobat dengan pasien lain jenis yang diobati. Kalau kita tidak peduli dengan aturan Syari’at ini, maka bersiaplah untuk menjadi korban-korban selanjutnya. Seperti yang dialami oleh keluarga yang tinggal di Sukabumi Jawa Barat. Karena keluarga ingin kaya mendadak atau kaya dengan cara instan, akhirnya anaknya yang masih SMP hamil dicabuli oleh orang yang dianggap sebagai Guru Spiritual keluarga.

Seorang dukun cabul di Kampung Karanggantung, Sukabumi, Jawa Barat,, mencabuli anak SMP berusia 14 tahun hingga hamil. "Modus yang dilakukan pelaku berinsial KI (64), untuk bisa mencabuli korbannya dengan cara mengaku bisa mendatangkan uang sebanyak tiga karung," kata Kapolsek Gunungguruh, Yudi Wahyudi, Jumat (3/6/2016). 

Si Dukun minta keluarga korban harus mendatangkan anak perempuannya untuk menyaksikan kedatangan uang sebanyak tiga karung tersebut di dalam kamar tersangka. Saat berduaan di dalam kamar, tersangka langsung mencabuli korbannya. Bahkan, kelakuan bejad tersangka tidak hanya sekali saja dilakukan, dengan alasan untuk mempercepat mendatangkan uang sebanyak tiga karung tersebut. Kasus ini baru terungkap setelah keluarga korban yang mencurigai perubahan tubuh anak gadisnya tersebut yang ternyata telah hamil lima bulan. Korban pun mengaku hamil karena dicabuli oleh KI saat prosesi mendatangkan uang. (news.okezone.com)


Rasulullah saw. Ingatkan Bahaya Kholwat

“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad 1/18, Ibnu Hibban dan dishahihkan Syekh al-Arnauth). Dalam riwayat lain: “Siapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahromnya, karena syetan menjadi yang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339, dan dishahihkan Syekh al-Arnauth).

Imam Al-Munawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud hadits tersebut: Syetan menjadi yang ketiga di antara keduanya dengan membisikkan mereka (untuk melakukan kemaksiatan), dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak, dan menghilangkan rasa malu dari keduanya, serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah dihadapan mereka berdua, sampai akhirnya syetanpun menyatukan mereka berdua dalam perzinaan.” (Lihat Kitab Faidhul Qodir: 3/ 78). (bersambung)

Senin, 22 Februari 2021

srial Jinnipedia Islami (21)

 


Cara Mengidentifikasi Praktik Perdukunan

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Dukun yang disebut dalam Hadits Rasulullah saw. sebagai Utusan Iblis untuk menyesatkan manusia punya sejuta cara agar bisa diterima masyarakat luar dan bisa terus eksis melaksanan tugas dari sang Bos. Performa atau penampilan lahiriyah adalah cara yang paling gampang untuk menilai seseorang, padahal itu rawan modus dan pengelabuhan. Banyak orang tertipu karena hanya melihat tampilan luarnya saja. Bagaikan buah kedondong dan buah rambutan. Kedondong luarnya halus dan mulus, tapi dalamnya kasar dan berakar. Rambutan luarnya berambut dan berantakan, tapi dalamnya mulus, lembut dan manis.

Maka dari itu jangan gampang terpesona dengan tampilan luar, karena dalamnya belum tentu sebagus luarnya, atau sebaliknya. Begitu pula dalam menilai praktik perdukunan, karena tampilan bisa disiapkan dan performa bisa direkayasa. Tampilan seperti Ustadz, Kyai, Syekh, Habib, Ajengan, Buya, Tuan Guru dan yang sejenisnya, tapi dalamnya ternyata dukun yang siap menyesatkan para pengikutnya. Terkadang mereka juga menggunakan gelar-gelar akademisi untuk meyakinkan masyarakat. Belum cukupkah kita ambil pelajaran dari kasus yang pernah viral di media massa di negeri kita ini, dan masih banyak kasus serupa untuk kita jadikan pelajaran agar kita tidak lagi terperosok pada lubang yang sama.

MIMBAR-RAKYAT.com - Aparat kepolisian Polda Metro Jaya, Senin (5/5/2014) pagi menangkap Ustadz Guntur Bumi (UGB), dukun yang berkedok ustadz, di kediamannya di Bintaro, Jakarta, karena tersangkut kasus penipuan baru.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan penangkapan terhadap UGB, Senin pagi, bukan karena UGB yang sudah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan penipuan sebelumnya, mangkir atas panggilan polisi.

“Dia ditangkap karena penipuan. Jadi bukan ditangkap karena mangkir panggilan polisi,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (5/5/2014). “Ia dijerat kasus Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Dalam laporan tersebut, pelapor berobat. Kemudian juga tersangka melakukan ‘pembersihan rumah’. Biaya semuanya Rp 70 Juta. Dari laporan yang sudah cukup, kemudian dilakukan penangkapan,” ujar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.


Inilah Ciri-Ciri Praktik Perdukunan

Sebenarnya sudah banyak kaum muslimin yang antipati pada Dukun atau tidak mau minta bantuan dan memanfaatkan jasa mereka. Apalagi Majlis Ulama’ Indonesia telah mengeluarkan fatwa Haramnya Praktik Perdukunan dan Ramalan di Munas ke VII tahun 2005, fatwa no. 2. Mereka telah hijrah dari praktik perdukunan ke ruqyah syar’iyah, meninggalkan Dukun dan mendatangi Peruqyah yang Syar’iyah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, praktik perdukunan berkamlufase dan berdandan agar tetap bisa diterima masyarakat luas. Sehingga masih banyak masyarakat yang terjebak dalam praktik perdukunan tanpa mereka sadari.

Berikut ini Ciri-Ciri Praktik Perdukunan yang perlu kita pahami agar kita tidak terpedaya dan terpesona oleh praktik perdukunan yang berdandan dengan beragam tampilan yang seakan islami dan syar’i, padahal praktiknya tetap syirik dan tipu-tipu. 

Pertama; Bertanya nama pasien dan nama Ibunya. Kenapa ke Ibu? Karena setiap orang pasti punya Ibu, kecuali Adam dan Hawa. Bahkan anak hasil Zina juga punya Ibu, tapi gak punya ayah. Syetan senang dengan perbuatan zina. 

Kedua; Minta barang second hand atau barang yang pernah disentuh orang yang mau ‘dikerjain’, dari aroma keringat Jin peliaraan dukun mengenali obyeknya. Seperti (baju, kaos, celana dalam, sarung, sapu tangan dan lainnya). 

Ketiga; Perlu bagian tertentu anggota tubuh (rambut atau kuku). Ini termasuk media dukun yang paling efektif agar jin si dukun mudah melacak calon korbannya. Terkadang bisa juga diwakili dengan foto atau gambar obyeknya. 

Keempat; Minta hewan dengan jenis dan corak tertentu. Seperti ayam yang hitam mulus atau putih mulus, kambing kendit yaitu kambing hitam yang ada warna putih di perutnya seperti selendang yang dipakai seseorang. Hewan itu kan jadu persembahan dukun kepada jin piaraan sebagai sesajen. 

Kelima; Membaca mantra syirik yang terkadang si dukun sendiri gak paham artinya, apalagi pasiennya. Mantra itu didapat dari gurunya untuk mengundang jin piaraannya. Bahkan terkadang mantra syirik itu dicampur dengan ayat-ayat al-Qur’an agar jin piaraan senang karena ada pelecehan al-Qur’an. Tapi bagi customnya dukun justru hal itu dipikir Islami, karena ada bacaan ayat Qur’an yang Suci. Padahal itulah upaya dukun untuk mendapatkan sidha syetan piaraannya. 

Keenam; Menulis rajah atau wifiq untuk pasiennya. Banyak ragam rajah dan wifiq perdukunan, bentuknya juga berbeda-beda. Terkadang mereka menulisnya di kertas putih, terkadang di secarik kain, terkadang di potongan kulit binatang tertentu. Itu bisa berfungsi sebagai password dukun untuk berkomunikasi dengan syetan jin khadamnya. Bahkan terkadang menulisnya tidak pakai tinta biasa, tapi pakai darah orang atau darah binatang, atau pakai darah wanita haid dan nifas. 

Ketujuh; Memberi Jimat, gembolan (pegangan) ke pasiennya. Ada banyak jimat karya si Dukun. Biasanya customnya disuruh memakainya sebagai gelang, kalung, sabuk, atau disimpan di dompet, tas yang harus dibawa kemanapun pasien pergi. Tapi terkadang cukup disimpan di laci atau lemari rumah, atau tempat lainnya yang dijadikan tempat tingggal apsien atau tempat beraktifitasnya. Bahkan ada juga yang di letakkan di area tinggal orang yang dijadikan obyek perdukunan. Dan benda seperti itu yang sering disebut dengan buhul-buhul Syetan. (Bersambung)

Jumat, 19 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (20)


 

Awas..! Banyak Utusan Iblis Palsu

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)


Pernahkah Anda beli barang di toko online? lalu barang yang Anda terima ternyata palsu. Pernahkan Anda dijanjikan oleh seseorang akan sesuatu? sewaktu hari H-nya ternyata janjinya palsu. Pernahkan Anda minum obat, setelah kita minum malah kesakitan? setelah dicek ternyata obatnya palsu. Pernahkah Anda diberi alamat rumah oleh seorang kenalan atau teman? begitu kita datangi rumahnya ternyata alamat yang diberikan palsu. Apa yang Anda rasakan saat mengalami momentum tersebut? Biasanya rasa kesal, sebal, jengkel, geregetan, marah, kecewa akan berkecamuk menyesakkan dada.

Ya, biasanya yang palsu akan bikin berang dan yang asli bikin tenang. Yang palsu bikin meradang dan yang asli bikin senang. Yang palsu bikin nangis dan asli bikin senyum manis. Yang palsu bikin merana dan yang asli bikin gembira. Tapi yang akan kita bahas ini beda, tidak seperti biasanya. Yang palsu bikin meradang dan yang asli bikin berang. Yang palsu bikin keki dan yang asli bikin rugi. Yang palsu bikin nyesak yang asli bikin sesat. Yang palsu bikin kesal dan yang asli bikin sial. Apakah itu? Ya Anda benar, jawabannya adalah praktik perdukunan.


Menyesal Akibat Dukun Nakal

Berikut ini laporan dari media massa terkait hal tersebut. KOMPAS.com - Kapolsek Jatiuwung, Tangerang, Kompol Aditya Sembiring mengatakan, 10 korban pencabulan dukun berinisial SD menjalani trauma healing. "Untuk para korban 10 orang kami koordinasi dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kota Tangerang membantu kami memberikan konseling," kata Aditya, Rabu (21/10/2020). Aditya menambahkan, pemberian trauma healing untuk para korban dinilai penting demi meminimalisir dampak kejadian pencabulan yang dialami. Para korban merupakan perempuan yang berusia dewasa, berkisar 21-40 tahun. Si Dukun mengaku bisa menyembuhkan penyakit Covid-19.

Solopos.com – Pasien yang menjadi korban pencabulan dukun cabul dari Bondowoso, Jawa Timur, mengaku merasa terhipnosis. Dia diantar suaminya bertemu dukun tersebut di suatu hotel di kawasan Situbondo, Selasa (21/7/2020). Korban adalah seorang wanita berusia 30 tahun asal Bondowoso. Dia menemui dukun itu untuk mengobati penyakit asam lambung. Kala itu, dukun dan pasien sama-sama memesan kamar. Tetapi selama pengobatan berlangsung, suami korban diminta menunggu di kamar pesanan dukun cabul Bondowoso itu. Sementara pengobatan dilakukan dilakukan di kamar pesanan korban. Dukun berinisial AR, 40, itu memasukkan sebutir telur ke kemaluannya. Selanjutnya pelaku meminta korban mengeluarkan telur itu, dengan bantuannya.


Dibikin Malu oleh Dukun Palsu

news.detik.com - Dua warga Pujon, Kabupaten Malang, diciduk polisi. Mereka menipu tetangganya hingga belasan miliar rupiah. Modus yang mereka lakukan adalah mengaku sebagai dukun yang mempunyai samurai hasil ritual. Samurai itu, jika dijual, harganya bisa triliunan rupiah. Kedua tersangka adalah Atim Hariyono dan Sugeng Sutrisno, warga Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Untuk meyakinkan korban, Atim mengaku bias menggandakan uang dengan syarat melalui sebuah ritual. Hampir 4 tahun lamanya, kedua tersangka memperdaya korban. Selama itu juga, kedua pelaku berhasil mengeruk uang Rp 18 miliar. Korban percaya pelaku bisa mengeluarkan samurai dari alam ghaib yang nanti bisa dijual dengan harga Trilyunan rupiah.


Sekarat di Tangan Dukun Sesat

tirto.id - Bagi warga Sumatera Utara, Suradji bukan sembarang orang. Ia, yang biasa akrab disapa Dukun AS, adalah tersangka pembunuhan berantai dengan korban tewas sebanyak 42 orang. Semua korbannya adalah perempuan. Aksi keji itu ia lakukan dalam kurun waktu 1986-1994 di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Motif pembunuhan didasari klaim Suradji atas wangsit dari mendiang ayah yang memerintahkannya untuk membunuh 70 perempuan agar jadi sakti mandraguna.  “Kami, majelis hakim, memutuskan bahwa saudara terdakwa dijatuhi hukuman mati!” Haogoaro Harefa, hakim ketua yang memimpin jalannya persidangan pada 24 April 1998 tersebut memutuskan perkara dengan mantap. Gemuruh tepuk tangan para hadirin pun langsung memadati ruang sidang.

news.detik.com - Mahkamah Agung (MA) menghukum mati Muslimin (50) karena membunuh 3 orang di Batang, Jawa Tengah (Jateng). Muslimin mengaku sebagai dukun yang bisa menggandakan uang. Hal itu terungkap dalam berkas putusan yang dilansir website MA, Kamis (27/8/2020). Muslimin membunuh tiga orang yaitu Slamet, Lutfi Abdillah dan Restu Novianto. Pembunuhan itu dilakukan kurun 2014-2017 tidak jauh dari rumahnya di Dukuh Segan, Desa Sawangan, Gringsing, Batang. Slamet awalnya datang ke Muslimin meminta uangnya digandakan. Slamet membawa uang cash Rp 140 juta ke rumah Slamet dengan harapan uang itu bisa dilipatgandakan. Saat Slamet sedang semedi ritual, Muslimin memukulnya dengan kayu sehingga Slamet tersungkur. Sejurus kemudian, tubuh Slamet dimasukkan ke dalam lobang dan dikubur. Uang Rp 140 juta digondol Muslimin untuk beli tanah dan rumah.


Wahai Umat, Ingat Pesan Nabi Muhammad saw.

Kita tidak menutup mata bahwa ada banyak kesaksian (testimoni) dari orang sekitar tentang keberhasilan mereka setelah memanfaatkanjasa perdukunan. Ada orang yang mengaku sembuh setelah berobat ke dukun. Ada orang yang mengaku naik jabatan setelah dilakukan ritual perdukunan. Itu memang ada, tapi bukan berarti aktifitas itu dibolehkan oleh agama. Sama dengan maling, copet, perampok, koruptor yang berhasil menggondol uang jutaan bahkan miliaran rupiah. Keberhasilan mereka tidak bisa dijadikan legalitas keabsahan perilaku mereka. Agama tetap mengharamkannya, dan negera juga tetap melarangnya. Dan para pelakunya kalau tetangkap, pasti diberikan hukuman setimpal.

Allah telah mengharamkan praktik perdukunan, dan Rasulullah saw. juga dengan tegas melarang umatnya untuk datang ke dukun atau menggunakan jasa perdukunan. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang datang ke peramal atau dukun, lalu membearkan apa yang dia katakan, maka ia telah kufur pada apa yang diturunkan pada Muhammad (Qur’an dan Hadits).” (HR. Hakim dan Bazzar, dishahihkan Imam al-Haitsami). Jadilah Pengikut Rasulullah saw., jangan jadi pengikut Dukun, entah itu Dukun Palsu atau Dukun Asli. Wallohul musta’an

Serial Jinnipedia Islami(19)



Inilah 10 Permintaan Iblis Saat Diturunkan ke Bumi

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI, 081225211779)

Ketika Iblis enggan untuk sujud menghormat kepada Adam as. karena kesombongan dan kedengkiannya, maka Allah mengeluarkan Iblis dari Surga. “Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai makhluk terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi Neraka Jahanam dengan kamu semuanya". (QS. al-A’raf: 18). Lalu dimana Iblis dan keturunannya ditempakan? Jawabannya di ayat selanjutnya.

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. al-A’raf: 24 – 25). 

Saat Iblis diturunkan ke Bumi dan ditanggunguhkan ajalnya sampai Kiamat nanti, ia punya permintaan khusus kepada Allah. Apa permintaannya? Simak jawaban Rasulullah saw. ini. 


Inilah Sepuluh Permintaan Iblis

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya ketika Iblis telah diturunkan ke Bumi, ia berkata: wahai Tuhanku, Engkau telah menurunkan aku ke Bumi dan Engkau jadikan aku makhluk terkutuk, maka berilah aku rumah. Tuhan berkata: Kamar mandi (Toilet). Iblis berkata: Berilah aku tempat nongkrong. Tuhan menjawab: Pasar-pasar atau Mall dan perempatan jalan. Iblis berkata: Berilah aku makanan. Tuhan berkata: Setiap makanan yang tidak disebut nama Allah atasnya. Iblis berkata: Berilah aku minuman. Tuhan berkata: Setiap minuman yang memabukkan.

Iblis berkata: Berilah aku seruan. Tuhan berkata: Seruling-seruling. Iblis berkata: Berilah aku bacaan. Tuhan berkata: Syair-Syair. Iblis berkata: Berilah aku tulisan. Tuhan berkata: Tato. Iblis berkata: Berilah aku ucapan. Tuhan berkata: Kedustaan atau Kebohongan. Iblis berkata: Berilah aku Rasul (Utusan). Tuhan berkata: Para Dukun. Iblis berkata: Berilah aku perangkap. Tuhan berkata: Para wanita.” (HR. Ibnu Abid Dunya, Ibnu Jarir, Ibnu Mardawaih dan Thabrani, tapi Imam al-Haitsami mendhaifkannya karena ada sanad yang lemah yaitu Ali bin Yazid al-Alhani, Kitab Majma’uz Zawaid: 8/ 36). 

Meskipun para Ulama’ mendhaifkan sanad hadits tersebut, tapi banyak di antara mereka yang menjelaskan tentang kebenaran konten hadits tersebut. Dan penjelasan itu pun didukung dengan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih sehingga penjelasan itu menarik untuk kita pelajari dan kita tadabburi bersama sebagai bagian dari ajaran Syari’at kita. Di antara mereka adalah Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah dalam Kitab Ighatsatul Lahfan, Jilid 1 halaman: 251. 


Inilah Penjelasan Imam Ibnu Qayyim rahimahullah

Imam Ibnu Qayyim menukil riwayat tersebut dari Imam Ibnu Abid Dunya dalam kitabnya, yaitu Makayidus Syaithoni wa Hiyaluhu. Setelah menukil riwayat tersebut di Kitabnya, beliau berkata: Syawahid (Penguat) kebenaran atsar atau riwayat tersebut sangat banyak, bahkan dari setiap point yang tercantum dalam riwayat tersebut ada penguat dalilnya, baik dari as-Sunnah atau dari al-Qur’an.” Lalu beliau membahasnya setiap point dari 10 permintaan Iblis tersebut satu-persatu. Bagi yang mau menyimak rincinya, silakan merujuk Kitab Ighotsatul Lahfan halaman 251 – 254 (Kitab Versi Bahasa Arabnya). 

Ini di antara uraian penjelasan Imam Ibnu Qayyim: “Bagaimana bisa Dukun-Dukun itu bisa menjadi Rasul-Rasul Iblis? Karena orang-orang yang menyekutukan Allah menjadikan mereka sebagai rujukan, datang ke mereka saat ada masalah besar dalam kehidupan, mereka membenarkan ucapan para Dukun, berhukum (minta petunjuk) ke mereka dan mempercayai apa yang mereka katakan, sama persis seperti yang dilakukan oleh para pengikut Rasul kepada Rasul mereka. 

Bahkan mereka yakin bahwa para Dukun itu mengetahui hal-hal yang ghaib, mampu mengungkap misteri yang akan terjadi yang tidak mereka ketahui. Mereka di mata orang-orang musyrik seperti seorang Rasul. Dan memang para Dukun adalah benar-benar utusan Syetan (Iblis), yang diutus kepada mereka yang percaya agar mendustakan ajaran Rasul yang sebenarnya, dan membenarkan apa yang dikatakan Dukun. Mereka diutus Syetan agar manusia berpaling dari ajaran Rasul, dan membenarkan apa yang dikatakan Dukun, terutama terkait dengan hal yang ghaib.” (Kitab Ighotsatul Lahfan min Mashoyidisy Syaithon: 1/ 253)


Rasul Siapa yang Mau Kita Ikuti?

Setelah kita mengetahui bahwa ada dua jenis Rasul yang ada di dunia ini, yaitu Rasul Allah (yaitu Muhammad shalallallahu ‘alaihi wa sallam) dan Rasul Iblis, yaitu para Dukun, berarti kita harus ambil keputusan tegas, apakah kita mau jadi pengikut Rasul Allah atau menjadi pengikut Rasul Iblis. Yang jelas kita tidak mungkin ikut keduanya, karena misi keduanya sangat jauh berbeda. Rasul Allah mengajak kita untuk menyembah Allah semata (Tauhid) dan membimbing kita ke Surga. Sedangkan Rasul Iblis mengajak kita untuk menyembah Iblis (Syirik) dan menyeret kita ke Neraka. Sungguh sangat Jauh berbeda seperti jauhnya Timur dan Barat.

Makanya DR. Umar Sulaiman al-Asyqor rahimahullah menegaskan dalam kitabnya: “Sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi 2 bagian. Yaitu; pengikut para Dukun dan pengikut para Rasul. Dan seorang hamba tidak mungkin menjadi pengikut Dukun sekaligus menjadi pengikut Rasul. Mereka akan jauh dari petunjuk Rasul saw. sedalam kedekatan mereka dengan Dukun. Dan mereka akan menjadi pendusta Rasulullah sedalam pembenaran mereka pada ucapan Dukun.” (Kitab Alamul Jin was Syayathin: 121). Ambil keputusan sekarang, jangan sampai jadi penyesalan setelah kematian, agar kita digolongkan sebagai Umat Muhammad yang mendapat Syafaatnya di Akhirat.

Kamis, 18 Februari 2021

Serial Jinnipedia Islami (18)


 

Jin dan Dukun, Simbiosis Mutualisme

By. Hasan Bishri, Lc. 

(Ketua II ARSYI dan Direktur Graha Ruqyah Salemba Jakarta, 081225211779)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari Simbiosis adalah keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Sedangkan Mutualisme adalah hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan antara dua organisme, misalnya semut dan kutu daun. Jadi Simbiosis Mutualisme adalah hubungan atau interaksi antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan antara satu dan lainnya.

Bagaimana Jin dan Dukun bisa jadi simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan satu sama lainnya? Bukankah mereka adalah makhluk yang beda spesies, beda materi ciptaannya dan beda alam kehidupannya. Jin makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari Api, sedangkan Dukun adalah manusia yang nyata dan diciptakan Allah dari tanah yang berprofesi di dunia perdukunan. Meskipun mereka makhluk yang berbeda alam, tapi mereka bisa saling berhubungan satu sama lain.


Kemesraan Jin dan Dukun Klenik

Simaklah bagaimana Allah membuka kedok kemesraan Jin dan manusia dalam menyesatkan manusia lainnya dari jalan yang benar di ayat berikut. “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS. al-An’am: 112).

Lalu di ayat lain, Allah menceritakan bagaimana nasib manusia yang kerjasama dengan Syetan Jin saat di Dunia di Akhirat nanti: “Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am: 128


Ini Penjelasan Ulama’ Tafsir

Imam Ibnul Jauzi rahimahaullah berkata bahwa ada 3 pendapat dalam penafsiran Istimta’ (Manusia dan Jin saling dapat kesenangan satu sama lain) yang terdapat pada ayat tersebut. 

Pertama, istimta’ manusia pada Jin adalah saat manusia bepergian dan melewati lembah dan mereka ingin menginap di tempat tersebut, agar aman mereka berkata: Aku berlindung kepada yang menghuni tempat ini dari kejahatan yang ada. Sedangkan istimta’ Jin pada manusia adalah kebanggan mereka karena diperlakukan manusia sebagai sosok yang agung. Mereka berkata kepada kaumnya: Kita telah mengungguli manusia, sehingga mereka minta perlindungan kepada kita. Inilah pendapat Imam Ibnu Abbas, Muqotil dan al-Farra’

Kedua, Istimta’nya Jin pada manusia adalah taatnya manusia kepada mereka untuk berbuat kesesatan dan kemaksiatan. Sedangkan Istimta’ manusia pada Jin adalah Jin telah membantu urusan manusia saat mengahadapi kesulitan hidup, sehingga manusia merasa mudah untuk meraih yang diinginkannya. Ini pendapat Imam ‘Atha’, Muhammad bin Ka’ab dan az-Zajjaj.

Ketiga, istimta’ Jin pada manusia adalah keberhasilan syetan Jin dalam menyesatkan manusia. Sedangkan istimta’ manusia pada Jin adalah datangnya pertolongan Jin pada manusia dalam berpraktik Sihir dan Perdukunan serta yang sejenisnya. Berarti yang dimaksud dengan Jin di Ayat ini adalah Syetan. ” (Lihat Kitab Tafsir Zadul Masir: 2/ 412). 


Definisi Dukun Menurut Bahasa dan Istilah 

Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 362). Sedangkan Imam al-Jurjani rahimahullah mendefinisikan Dukun adalah orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi di masa depan, ia mengaku mengetahui rahasia-rahasia atau hal-hal yang ghoib. (Kitab at-Ta‘rifat: 183). 

Imam Ibnul Manzhur rahimahullah berkata: Dukun adalah orang yang memberi kabar tentang apa yang ada di sekitar kita yang berkaitan dengan masa depan, ia mengaku bahwa dirinya mengetahui rahasia-rahasia ghoib. (Kamus Lisanul Arab: 309-310).


Ragam Jenis Dukun di Masyarakat

Istilah Dukun bukan hal yang asing di masyarakat kita, sangat familier dan dikenal oleh semua kalangan. Banyak orang yang menganggap bahwa orang yang punya keahlian tertentu itu disebut Dukun. Sehingga ada banyak ragam Dukun yang jasanya banyak dimanfaatkan masyarakat. Jadi tidak semua dukun itu klenik, atau berkolaborasi dengan Jin dan Syetan. Penyebutan dukun bagi mereka hanya istilah saja yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. 

Misalnya istilah Dukun Bayi (Beranak), yaitu orang yang diyakini bisa membantu persalinan ibu-ibu yang mau melahirkan. Karena dahulu masyarakat kita merasa kesulitan untuk mengakses jasa bidan atau dokter, sehingga mereka memilih bantuan jasa tradisional untuk proses persalinan. Dan di pedasaan atau pelosok masih banyak yang menggunakan jasa ini, sedangkan masyarakat di perkotaan lebih memilih jasa Bidan atau Dokter di Klinik dan di Rumah Sakit bersalin.

Dukun Pijat (Urut), yaitu orang yang punya keahlian memijat atau mengurut orang yang kecapekan atau badannya pegal-pegal agar terasa ringan, rileks dan segar kembali. Ada juga istilah Dukun patah tulang, yaitu orang yang punya keahlian untuk menobati orang yang jatuh atau kecelakaan dan mengalami keseleo, patah tulang atau tulangnya bergeser dari posisinya. Ada juga istilah Dukun Calak atau Dukun Sunat, yaitu orang yang punya keahlian untuk mengkhitan anak laki-laki. Meskipun mayoritas mereka tidak menggunakan kekuatan ghaib dalam praktiknya, tapi mereka kerap disebut sebagai Dukun. Wallahu ‘alam.